In
Penyesalanmu
Pagi, langit tampak putih pucat, hujan akan segera turun pikirku. Namun hingga sore hujan tak jua turun
Pagi, langit tampak putih pucat, hujan akan segera turun pikirku. Namun hingga sore hujan tak jua turun
Aku tak tahu apakah aku dan
kamu bisa disebut punya hubungan
atau tidak, karena semua berjalan
dalam ketidakjelasan. Penyatuan
kita juga tak menemukan titik temu.
Mungkinkah dulu hanya aku yang
berjuang sendirian?
Hari-hari kulewati dengan banyak
pertanyaan. Apakah perasaanmu
sedalam yang kuharapkan? Aku
sedikit menangkap isyarat itu. Kamu
mengajakku bicara dalam
percakapan manis kita di pesan
singkat. Kamu menghangatkanku di
tengah dinginnya malam dengan
candaan kecilmu. Bagaimana
mungkin aku bisa begitu mudah
melupakan hal-hal spesial yang
sempat kulewati bersamamu?
Kamu bisa dengan mudah
melupakan segalanya.
Aku
bukanlah sosok yang kauinginkan.
Aku bukan sosok yang kauharapkan.
Menyakitkan bukan jika
keberadaanku tak pernah kauanggap
meskipun aku selalu hadir dalam
tatapanmu? Aku berusaha
semampuku untuk
membahagiakanmu, namun
nampaknya usahaku tak begitu
terlihat di matamu.
Kamu begitu saja melepaskanku. Ya tanpa memperjuangkanku, juga tanpa melihat perjuanganku